Multi-Tasking dan Kesehatan Mental Anda
 |
| Image by Gerd Altmann from Pixabay |
Apakah multi-tasking mempengaruhi kesehatan Anda? Ini mungkin tampak seperti meningkatkan produktivitas dan menghemat waktu dan energi Anda, dan banyak wanita bangga dengan kemampuan multi-tugas mereka. Namun, penelitian yang sedang berlangsung telah mengkonfirmasi bahwa multi-tasking dapat berdampak negatif pada tingkat produktivitas dan kesehatan otak secara keseluruhan dalam beberapa kasus.
Multi-tasking Aman Hanya Jika Stimuli Berbeda Digunakan
Para ahli sepakat bahwa multi-tasking lebih aman jika tugas yang terlibat tidak menggunakan rangsangan yang sama, seperti membaca pesan dari laptop sambil mendengarkan musik. Otak kita tidak dirancang untuk menghadapi tantangan stimulus yang sama pada waktu yang sama.
Itulah mengapa mengemudikan kendaraan dan mengirim pesan teks di telepon pada saat yang sama dianggap sangat berbahaya. Anda menggunakan stimulus visual yang sama. Mereka berdua bersaing untuk fokus terbatas yang sama. Meskipun tampaknya Anda melakukan banyak tugas, Anda hanya dapat terlibat secara aktif dengan satu atau lainnya.
Jadi, alih-alih melakukan dua hal sekaligus, Anda sebenarnya dengan cepat berpindah dari satu ke yang lain, dan kembali lagi. Jika perhatian Anda terlalu lama tertuju ke telepon, tugas mengendalikan kendaraan secara sadar akan berhenti, dan malapetaka bisa menyusul.
Contoh lainnya adalah ketika Anda mencoba mendengarkan banyak percakapan di sekitar Anda. Tidak mungkin mendengarkan dua orang yang berbicara dengan Anda secara bersamaan, karena rangsangan pendengaran Anda menjadi kewalahan.
Multi-tasking Dapat Merusak Kemampuan Memori Anda
Jika Anda menemukan diri Anda multi-tugas, setiap tugas yang melibatkan pikiran Anda akan menguras sebagian energi mental Anda. Saat energi mental Anda habis, Anda menjadi lebih linglung. Ini karena pikiran Anda mulai melayang.
Bahkan jika Anda dapat menyelesaikan dua tugas dengan sukses, Anda mungkin tidak akan ingat bagaimana Anda menyelesaikan tugas tersebut. Ini karena otak kita tidak memiliki kemampuan untuk sepenuhnya fokus pada dua atau beberapa tugas pada waktu yang bersamaan.
Setiap kali Anda melakukan banyak tugas, pikiran Anda menjadi tindakan juggling. Saat Anda melakukan banyak tugas, Anda mengurangi investasi pikiran Anda untuk setiap tugas.
Ketika Multi-tasker Berpikir Mereka Berkinerja Lebih Baik
Sebuah studi yang dipimpin oleh Zheng Wang dari Universitas Negeri Ohio menunjukkan bahwa orang-orang yang mengirim pesan teks saat diminta untuk fokus pada gambar yang ditampilkan di monitor komputer mengalami penurunan tingkat kinerja.
Apa yang membuat temuan ini semakin meresahkan adalah bahwa subjek yang diminta untuk melakukan banyak tugas dengan menggunakan stimulus visual yang sama, percaya bahwa mereka tampil lebih baik, meskipun hasilnya menunjukkan sebaliknya.
Kemampuan mereka untuk fokus pada gambar yang ditampilkan di monitor komputer anjlok hingga 50% meskipun mereka mengira kinerjanya sempurna. Peserta studi yang sama diminta untuk melakukan banyak tugas menggunakan rangsangan yang berbeda, seperti visual dan pendengaran, dan ditemukan telah mengurangi tingkat kinerja sebanyak 30%.
Profesor Wang menyatakan bahwa persepsi tingkat kinerja saat multi-tasking tidak sama, seperti yang dibuktikan hasilnya. Para peneliti juga menemukan bahwa multi-tasking media meningkatkan risiko Anda mengembangkan gangguan kontrol kognitif.
Penelitian terbaru mengkonfirmasi bahwa multi-tasking berarti "melakukan banyak tugas secara sub-optimal". Sayangnya, selain kerugian produktivitas, ada beban yang membebani dan membebani kemampuan mental dan emosional. Ini menghasilkan stres yang menumpuk, yang sudah menjadi masalah yang sangat nyata bagi banyak orang, jika tidak sebagian besar, sampai taraf tertentu.
Meskipun teknologi saat ini menyulitkan kita untuk menghindari multi-tasking, buatlah diri Anda lebih sadar ketika itu terjadi dan cobalah untuk menghilangkan kelebihan beban di pikiran Anda sebanyak mungkin.
