Makrobiotik mengacu pada ilmu umur panjang dan kesehatan

Diet Makrobiotik

Image by Bernadette Wurzinger from Pixabay 

Makrobiotik mengacu pada ilmu umur panjang dan kesehatan. 

Ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap orang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi sosial mereka serta geografi dan iklim tempat mereka tinggal.


Makrobiotik memandang penyakit sebagai upaya tubuh untuk kembali ke keadaan yang lebih dinamis dan harmonis dengan alam. Ini sangat menekankan pentingnya pola makan yang sehat sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.


Diet makrobiotik tidak hanya mengacu pada pola makan sehari-hari, tetapi juga merangkul pentingnya hidup dengan kebiasaan gaya hidup sehat untuk jangka panjang.


Makanan Apa yang Termasuk dalam Diet Makrobiotik?


Diet makrobiotik memprioritaskan makanan yang ditanam secara lokal yang disiapkan secara alami. Melakukan diet makrobiotik juga berarti berhati-hati dalam cara menyiapkan dan memasak makanan. Ada penekanan kuat pada makan makanan yang dipanggang, direbus dan dikukus dan menggunakan sedikit makanan yang digoreng dan diproses.


Biji-bijian utuh, sayuran, kedelai yang difermentasi, ikan, kacang-kacangan, sup, biji-bijian, dan buah-buahan adalah komposisi utama dari diet makrobiotik. Produk makanan alami lainnya juga bisa dimasukkan ke dalam makanan.


Komposisi diet makrobiotik dapat diubah agar sesuai dengan kebutuhan individu, dengan mempertimbangkan status kesehatan khusus mereka.


Hal ini memungkinkan mereka dengan kondisi tertentu, atau bahkan persyaratan atau preferensi diet, untuk menyempurnakan diet mereka, sambil tetap berpegang pada prinsip dan rekomendasi makrobiotik.


Orang yang menerapkan pola makan makrobiotik didorong untuk mengkondisikan diri mereka agar makan secara perlahan dan mengunyah makanannya secara menyeluruh.


Makanan Apa yang TIDAK Termasuk dalam Diet Makrobiotik?


Karena diet makrobiotik sangat menganjurkan bahwa makanan harus dimakan dalam keadaan paling alami, makanan olahan harus dihindari. Daging berlemak, produk susu, gula, kafein, tepung olahan, alkohol, unggas, zucchini, dan kentang adalah beberapa contoh makanan yang tidak boleh dimasukkan ke dalam diet makrobiotik.


Makrobiotik bertujuan untuk mencapai keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan Anda. Oleh karena itu, makanan yang sangat terkonsentrasi dan terlalu merangsang juga harus disingkirkan dari makanan sehari-hari.


Studi Diet Makrobiotik


Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mengikuti diet makrobiotik telah membantu banyak orang menurunkan tingkat tekanan darah dan lipid serum (kolesterol dan trigliserida). Inilah sebabnya mengapa beberapa ahli menyarankan bahwa jenis diet ini juga dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mencegah munculnya berbagai penyakit kardiovaskular.


Banyak ahli juga percaya bahwa diet makrobiotik juga dapat berfungsi sebagai penyertaan yang berharga dalam rencana pencegahan kanker. Namun, diet makrobiotik tetap menjadi subyek kontroversi karena banyak ahli meragukan manfaatnya bila dilakukan oleh orang yang telah didiagnosis keganasan.


Di sisi lain, banyak laporan anekdot menyatakan bahwa efek terapeutiknya luar biasa bagi pasien yang menderita penyakit kanker stadium lanjut. Namun, hingga saat ini sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan yang akan membuktikan atau menyangkal manfaat dari diet makrobiotik.


Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan keefektifan diet makrobiotik dalam pencegahan kanker. Kekhawatiran lain yang diungkapkan oleh beberapa ahli termasuk risiko yang diklaim dari kekurangan nutrisi.


Namun, sulit untuk mengabaikan manfaat kesehatan jangka panjang dari pola makan apa pun yang didasarkan pada konsumsi makanan organik dan yang ditanam secara lokal serta tidak menyertakan bahan yang diproses secara tinggi. 

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.